MAKALAH
BIOKIMIA
“PROTEIN”
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 3
1.PRENGKI
SUWITO
2.DEDE OKTAVIA
KISHAR RANI
DOSEN
PEMBIMBING: RIMA DANIAR S.St
AKADEMI
ANALIS KESEHATAN WIDYA DHARMA PALEMBANG
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Palembang, Oktober 2016
DAFTAR ISI
BAB I
Protein
merupakan pembahasan yang penting dalam ilmu kimia, melalui makalah ini kami
berusaha memperjelas kembali hal-hal yang berkaitan dengan protein. Dalam
makalah ini berbagai macam seluk beluk tentang protein sesuai dengan kemampuan
yang kami miliki .
Protein
ditemukan oleh Jons Jacob Barzelius pada tahun 1838.Sedangkan istilah Protein
diperkenalkan oleh Murder, seorang pakar kimia dari Belanda. Ia merupakan satu
dari orang-orang pertama yang mempelajari kimia dalam protein secara
sistematik. IA secara tepat menyimpulkan peranan inti dari protein dalam sistem
mahluk hidup dengan menurunkan nama dari bahasa Yunani proteios, yang
berarti “ bertingkat satu”.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang
menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah:
a. Apa itu asam amino, peptide, dan protein?
b. Bagaimana struktur asam amino, peptida, protein?
c. Bagaimana sifat dan penggolongannya?
d. Apa manfaatnya bagi tubuh?
e. Apa saja contoh makanan sumber protein?
f. Apa akibat dari kekurangan dan kelebihan protein?
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu untuk :
a. Mengetahui apa itu asam amino, peptida, dan protein
b. Mengetahui bagaimana struktur asam amino, peptida, dan protein
c. Mengetahui Bagaimana sifat dan penggolongannya
d. Mengetahui Apa manfaatnya bagi tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
Asam amino
adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil
(-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom
C “alfa” atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik:
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino
termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Rumus umum asam amino adalah sebagai berikut:
Struktur asam
amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2),
gugus karboksil (COOH), atom hidrogen(H),
dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga
gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino
lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa")
sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan
langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom
Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino
biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut
menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam
lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
Struktur dasar dari asam amino diberikan
berikut ini :
Protein
merupakan polimer dari sekitar 20 asam amino yang dibedakan menjadi asam amino
esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang
tidak dapat disintesis tubuh (harus disuplai dari luar), sedangkan asam amino nonesensial adalah asam
amino yang dapat disintesis dalam tubuh.
Gugus
–R pada setiap asam amino berperan dalam menentukan struktur, kelarutan, dan
fungsi biologis protein.
Ada
dua jenis gugus –R, yaitu:
·
Gugus nonpolar yang merupakan
hidrokarbon dan bersifat hidrofobik (menolak air atau tidak larut dalam air).
·
Gugus polar yang mengandung
gugus seperti -NH2, -OH, -COOH, yang bersifat hidrofilik (larut dalam air).
Telah
kita ketahui bahwa gugus karboksil (-COOH) bersifat asam (dapat melepas H+),
sedangkan gugus amino (-NH2) bersifat basa (dapat menyerap H+). Oleh karena
itu, molekul asam amino dapat mengalami reaksi asambasa intramolekul membentuk
suatu ion dipolar yang disebut ion zwitter.
Asam
amino bersifat amfoter, bereaksi baik dengan asam maupun basa karena memiliki
gugus asam dan gugus basa. ]ika direaksikan dengan asam, maka asam amino akan
menjadi suatu kation.
Dalam
larutan, muatan asam amino ini bergantung pada pH larutan. Ada tiga kemungkinan
yang dapat terjadi. Perhatikan penjelasan berikut ini:
H3N+
|
-o-
|
COOH
|
Pada kondisi lebih
asam/ asam amino bermuatan positif
|
H3N+
|
-o-
|
COO-
|
Pada titik
isolistrik (TIL), asam amino netral
|
H2N
|
-o-
|
COO-
|
Pada kondisi
larutan lebih basa, asam amino bermuatan
negatif
|
·
Berdasarkan pembentukannya
ü
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak
bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi
makanan.
ü
Asam amino non-esensial adalah asam amino yang
bisa diprosuksi sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang
lebih rendah dibandingkan dengan asam amino esensial.
·
Berdasarkan
strukturnya
Dua puluh asam
amino alfa alami ini dibagi menjadi tujuh golongan berdasarkan struktur rantai
sampingnya, yaitu (Sultanry, 1985) :
ü Rantai samping alifatik.
Golongan ini terdiri dari asam amino yang memiliki rantai samping
hidrokarbon. Asam amino golongan ini ialah glisina, alanina, valina, lesina,
isolesina, dan prolina.
ü Rantai samping hidrosilik
Asam amino dalam golongan ini ialah serina dan treonina. Keduanya
mempunyai rantai samping alifatik yang mengandung fungsi hidroksi.
ü Rantai samping aromatik
Ada tiga asam amino yang mempunyai cincin aromatik pada rantai
sampingnya, yaitu fenilalanina, tirosina, dan triptofan.
ü Rantai samping asam
Asam aspartat dan glutamat mempunyai rantai samping yang berakhir
dengan asam karboksilat. Pada pH faali yang lazim, yaitu sedikit di atas pH 7,
gugus asam karboksilat ini mengion. Karena alas an ini, maka asam aspartat dan
asam glutamat sering disebut sebagai ion karboksilatnya, yaitu aspartat dan
glutamat.
ü Rantai samping amida
Asparagina dan glutamine masing-masing adalah amida dari aspartat
dan glutamat. Rantai sampingnya bermuatan netral pada pH 7,0.
ü Rantai samping basa
Dalam golongan ini dijumpai tiga asam amino yang mengandung nitrogen
yang bersifat basa lemah. Nitrogen dari lisina dan arginina adalah basa yang
cukup kuat sehingga dapat mengambil proton dari air pada pH netral. Nitrogen
pada rantai samping histidina sifat basanya lebih lemah dibanding pada lisina
dan arginina.
ü Rantai samping mengandung
belerang
Metionina dan sisteina adalah dua asam amino biasa. Sisteina sering
terdapat berhubungan dengan sisteina lain dengan membentuk ikatan disulfida
(-S-S-) dan menghasilkan asam amino sistina.
Peptida merupakan molekul yang terbentuk
dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di
bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut
dengan protein.
Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi
jika atom nitrogen pada
salah satu asam amino berikatan dengan gugus
karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap
makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia.
Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik, dan reseptor.
Suatu peptida ialah
suatu amida yang dibentuk dari dua asam amino atau lebih. Ikatan amida antra
suatu gugus a-amino dari suatu asam amino dan gugus karboksil dari asam amino
lain disebut ikatan peptida.
Nama peptida diberikan berdasarkan
jenis asam amino yang membentuknya.
Asam amino yang gugus karboksilnya
bereaksi dengan gugus –NH2
diberi akhiran -il pada namanya, sedangkan urutan penamaan
didasarkan pada urutan asam amino, dimulai dari asam amino yang masih mempunyai
gugus –NH2 (disebut N terminal).
Dalam
penulisan struktur peptida, gugus NH2 bebas selalu terletak di sebelah kiri
yang disebut dengan ujung N dan gugus
COOH bebas selalu terletak di sebelah kanan yang disebut ujung C . Asam amino yang mengandung ujung –N disebut asam amino
terminal –N dan asam amino yang mengandung ujung –C disebut asam amino terminal
–C. Rantai peptida biasa disebut
“backbone” sedangkan gugus R biasa disebut gugus samping.
Sifat peptida ditentukan
oleh gugus –NH2, gugus –COOH, dan gugus R. Sifat asam dan basa ditentukan oleh
gugus –COOH dan –NH2, namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2
tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti
pada asam amino.
Peptida dapat dikelompokkan menurut kemiripan
struktur dan fungsinya :
1. Peptida Ribosomal
Peptida ribosomal disintesis
dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebagai hormon dan molekul signal
pada organisme tingkat tinggi. Secara umum, peptida ini mempunyai
strukstur linear.
2. Peptida
non-Ribosomal
Peptida
non-Ribosomal disintesis dengan kompleks enzim. Peptida ini terdapat pada
organisme uniselular, tanaman, dan fungi. Pada peptida ini terdapat struktur inti yang kompleks
dan mengandung pengaturan yang berbeda-beda untuk melakukan manipulasi kimia
untuk menghasilkan suatu produk. Secara umum, peptida ini berbentuk siklik,
walaupun ada juga yang berbentuk linear.
3. Peptida Hasil
Digesti (Digested peptides)
Peptida
ini terbentuk dari hasil proteolisis non-spesifik
dalam siklus digesti. Peptida hasil digesti secara umum merupakan peptida
ribosomal, akan tetapi tidak dibentuk dari translasi mRNA. Peptida ini juga
dapat dibentuk dari protein yang didigesti dengan protease
spesifik, seperti digesti trypsin yang sering dilakukan sebelum mass
spectrometry peptide analysis.
Untuk memperoleh
informasi tentang peptida tidak cukup dengan mengetahui jenis dan banyaknya
molekul asam amino yang membentuk peptida, tetapi diperlukan keterangan tentang
urutan asam- asam amino dalam molekul peptida. Salah satu cara untuk menentukan
urutan asam amino ialah degradasi Edman yang terdiri atas dua tahap reaksi,
yaitu reaksi pertama ialah reaksi antara peptida dengan fenilisotiosianat
dan reaksi kedua ialah pemisahan asam amino ujung yang telah bereaksi dengan
fenilisotiosianat. Cara lain adalah sintesis fasa padat.
Sintesis peptida
dilakukan dengan menggabungkan gugus
karboksil salah satu asam amino dengan gugus amina dari asam
amino yang lain. Sintesis peptida dimulai dari C-terminus (gugus karboksil) ke
N-terminus (gugus amin), seperti yang terjadi secara alami pada organisme.
Namun, untuk mensintesis peptida, tidak semudah mencampurkan asam amino begitu
saja. Seperti contohnya: mencampurkan glutamine (E) dan serine (S) dapat
menghasilkan E-S, S-E, S-S, E-E, dan bahkan polipeptida seperti
E-S-S-E-E. Untuk menghindari asam amino berikatan tidak terkendali, perlu
dilakukan perlindungan dan kontrol terhadap ikatan peptida yang akan terjadis
sehingga ikatan yang terbentuk sesuai dengan yang diinginkan.
Langkah-langkah sintesis peptida adalah sebagai berikut:
asam amino ditambahkan gugus proteksi. Kemudian asam amino yang diproteksi
dilarutkan dalam pelarut seperti dimetyhlformamide (DMF) yand digabungkan
dengan coupling reagents dipompa melalui kolom sintesis. Grup
proteksi dihilangkan dari asam amino melalui reaksi deproteksi. Kemudian
pereaksi deproteksi dihilangkan agar tercipta suasana penggabungan yang bersih.
Coupling reagents, contohnya N,N'-dicyclohexylcarbodiimide (DCCI), membantu
pembentukan ikatan peptida. Setelah reaksi coupling terbentuk, coupling
reagents dicuci untuk menciptakan suasana deproteksi yang bersih. Proses
proteksi, deproteksi, dan coupling ini terus dilakukan berulang-ulang hingga
tercipta peptida yang diinginkan.
Istilah protein barasal dari bahasa Yunani proteis,
yang berarti “pertama”. Istilah itu pertama kali digunakan pada tahun 1838.
Dalam kehidupan, fungsi protein sangat penting. Msalnya, semua enzim tumbuhan
dan hewan merupakan protein. Bersama lipida dan tulang, protein membentuk
rangka tubuh. Selain itu, protein juga membentuk otot, antibodi, hemoglobin dan
berbagai hormon.
Protein
adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi,
dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang berbeda –
beda, protein mempunyai sifat yang berbeda beda pula. Ada protein yang mudah
larut dalam aira tetapi ada juga protein yang sukar larut dalam aira dan tidak
mudah beraksi.
Struktur protein
dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu struktur primer, sekunder,
tersier, dan kuarterner.
Struktur primer ialah pada protein berupa 1 rantai polipeptida yang
merupakan suatu rangkaian asam amino dengan suatu urutan tertentu. Susunan yang
satu ini menentukan suatu sifat dasar dari berbagai protein dan secara umum
untuk menentukan bentuk struktur sekunder dan tersier..
Gambar 1 Struktur Primer
Struktur sekunder
ialah sebuah struktur pada protein yang berupa susunan dari dua/ lebih
struktur primer, yang dapat membentuk heliks (alpha helix) dan lembaran
(beta sheet). Struktur sekunder ini terjadi karena adanya suatu gaya dispersi
atau ikatan hidrogen.
Gambar 2. Struktur sekunder protein (a) Struktur α-heliks
dari protein (b) Struktur β-sheet dari protein.
Struktur tersier ialah suatu
struktur tersier pada protein yang terbentuk dari gabungan beberapa macam
struktur sekunder yang berbeda dan membentuk lipatan atau gulungan. Hal ini
terjadi karena adanya suatu ikatan hidrogen, ikatan garam, interaksi
hidrofobik, dan suatu ikatan disulfida.
Gambar 3 (a) Struktur
tersier dari protein b) Struktur kuarterner dari protein hemoglobin dengan
empat subunit (a1, a2, b1, b2)
Struktur tertinggi dari protein adalah
struktur kuarterner. Dalam struktur ini, protein membentuk molekul kompleks,
tidak terbatas hanya pada satu rantai protein, tetapi beberapa rantai protein
bergabung membentuk seperti bola.
Jadi, pada struktur kuartener molekul protein di samping
memiliki ikatan hidrogen, gaya van der Waals, dan antaraksi gugus nonpolar,
juga terjadi antaraksi antar rantai protein baik melalui antaraksi polar,
nonpolar, maupun van der Waals. Contoh dari struktur ini adalah molekul
Hemoglobin, tersusun dari empat subunit rantai protein.
Protein ditinjau dari struktur proteinnya dapat dibagi dua golongan
yaitu :
·
Protein sederhana yaitu protein
yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino.
·
Protein gabungan yaitu protein
yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Gugus ini disebut gugus
prostetik dan terdiri ataas karbohidrat, lipid, atau asam nukleat.
Klasifikasi
protein pada biokimia didasarkan atas fungsi biologinya terdiri atas:
·
Enzim,
merupakan golongan protein yang terbesar dan
paling penting. Kira-kira seribu macam enzim telah diketahui, yang
masing-masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup.
pada jasad hidup yang berbeda terdapat macam jenis enzim yang berbeda pula.
Molekul enzim biasanya berbentuk bulat (globular), sebagian terdiri atas satu
rantai polipeptida dan sebagian lain terdiri lebih dari satu polipeptida.Contoh
enzim: ribonuklease, suatu enzim yang mengkatalisa hidrolisa RNA (asam
poliribonukleat); sitokrom, berperan dalam proses pemindahan electron; tripsin;
katalisator pemutus ikatan peptida tertentu dalam polipeptida.
·
Protein Pembangun,
berfungsi sebagai unsure pembentuk
struktur. Beberapa contoh misalnya: protein pembukus virus, merupakan
selubung pada kromosom; glikoprotein, merupakan penunjang struktur dinding sel;
struktur membrane, merupakan protein komponen membran sel; α-Keratin, terdapat
dalam kulit, bulu ayam, dan kuku; sklerotin, terdapat dalam rangka luar
insekta; fibroin, terdapat dalam kokon ulat sutra; kolagen, merupakan serabut
dalam jaringan penyambung; elastin, terdapat pada jaringan penyambung yang
elastis (ikat sendi); mukroprotein, terdapat dalam sekresi mukosa (lendir).
·
Protein Kontraktil,
merupakan golongan protein yang berperan
dalam proses gerak. Sebagai contoh misalnya; miosin, merupakan unsur filamen
tak bergerak dalam myofibril; dinei, terdapat dalam rambut getar dan flagel
(bulu cambuk).
·
Protein Pengangkut,
mempunyai kemampuan mengikat molekul
tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah.
Sebagai contoh misalnya: hemoglobin, terdiri atas gugus senyawa heme yang
mengandung besi terikat pada protein globin, berfungsi sebagai alat pengangkut
oksigen dalam darah vertebrata; hemosianin, befungsi sebagai alat pengangkut
oksigen dalam darah beberapa macam invertebrate; mioglobin, sebagai alat
pengangkut oksigen dalam jaringan otot; serum albumin, sebagai alat pengangkut
asam lemak dalam darah; β-lipoprotein, sebagai alat pengangkut lipid dalam darah;
seruloplasmin, sebagai alat pengangkut ion tembaga dalam darah.
·
Protein Hormon,
termasuk protein yang aktif. Sebagai
contoh misalnya: insulin, berfungsi mengatur metabolisme glukosa, hormon
adrenokortikotrop, berperan pengatur sintesis kortikosteroid; hormon
pertumbuhan, berperan menstimulasi pertumbuhan tulang.
·
Protein Bersifat Racun,
beberapa protein yang bersifat racun
terhadap hewan kelas tinggi yaitu misalnya: racun dari Clostridium botulimum,
menyebabkan keracunan bahan makanan; racun ular, suatu protein enzim yang dapat
menyebabkan terhidrolisisnya fosfogliserida yang terdapat dalam membrane sel;
risin, protein racun dari beras.
·
Protein Pelindung,
umumnya terdapat dalam darah
vertebrata. Sebagai contoh misalnya: antibody merupakan protein yang hanya
dibentuk jika ada antigen dan dengan antigen yang merupakan protein asing,
dapat membentuk senyawa kompleks; fibrinogen, merupakan sumber pembentuk fibrin
dalam proses pembekuan darah; trombin, merupakan komponen dalam mekanisme
pembekuan darah.
·
Protein Cadangan
disimpan untuk berbagai proses
metabolisme dalam tubuh. Sebagai contoh, misalnya: ovalbumin, merupakan protein
yangterdapat dalam putih telur; kasein, merupakan protein dalam biji jagung.
Berdasarkan
bentuknya, protein dikelompokkan sebagai berikut :
·
Protein bentuk serabut
(fibrous)
Protein
ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang terjalin. Satu
sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk
serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi
untuk tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan
ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan
elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein
utama serat otot.
·
Protein Globuler
Berbentuk
bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan
garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan
mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin.
Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan.
Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin
dihubungkan dengan asam nukleat.
·
Protein Konjugasi
Merupakan
protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein
terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein
adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein
terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam
fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat
dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya
adalah zat besi, tembaga dan seng.
d.
Sifat – sifat Protein
Ionisasi
Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai
muatan positif dan negative. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk
ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negative. Protein
mempunyai isolistrik yang berbeda-beda.
Denaturasi
Beberapa jenis protein sangat peka terhadap
perubahan lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi tubuh apabila protein
tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas biokimiawinya yang menunjang
kebutuhan hidup.Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur dan konformasi
molekul protein berubah,misalnya oleh perubahan suhu,Ph atau karena terjadinya
suatu reaksi dengan senyawa lain,ion-ion logam,maka aktivitas biokimiawinya
akan berkurang.perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak
menentu merupakan suatu proses yang disebut denaturasi.Proses denaturasi ini
kadang-kadang dapat berlangsung secara reversible,kadang-kadang
tidak.Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi yang
berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut. Protein akan
mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50 atau lebih.
V
iskositas
Viskositas adalah tahanan yang timbul aleh
adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang mengalir.Suatu
larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relative
lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.Pada umumnya viskositas
suatu larutan tidak ditentukan atau diukur secara absolute, tetapi ditentukan
viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair
tertentu.Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viscometer
Oswald.Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan aliran
suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.
Serum darah misalnya, mempunyai kecepatan
aliran yang lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran air.Apabila
viskositas air diberi harga satu, maka viskositas serum darah mempunyai harga
kira-kira antara 1,5 sampai 2,0. Viskositas larutan protein tergantung pada
jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta larutan.Viskositas berbanding
lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu.Larutan suatu
protein yang bentuk molekulnya panjang mempunyai viskositas lebih besar
daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.Pada titik isolistrik
viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.
Kristalisasi
Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal.
Meskipun demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu
sama, artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang
sukar.Beberapa enzim antara pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat
diperoleh dalam bentuk Kristal. Albumin pada serum atau telur sukar
dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan
penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH
pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan pula penambahan asetonatau
alcohol dalam jumlah tertentu. Pada dasarnya semua usaha yang dilakukan itu
dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan ternyata pada titik
isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga mudah dapat dikristalkan
dengan baik.
System
koloid
Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam dua kategori,
yaitu zat yang dapat menembus membran atau kertas perkamen dan zat yang tidak
dapat menembus membran. Oleh karena yang mudah menembus membrane adalah zat
yang dapat mengkristal, maka golongan ini disebut kristaloid, sedangkan
golongan lain yang tidak dapat menembus membrane disbut koloid. Pengertian
koloid pada waktu ii lebih banyak dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada
bobot molekul yang besar. Molekul yang besar atau molekul makro apabila
dilarutkan dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus
membrane atau kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak dapat
mengendap secara alami.
System koloid adalah system yang heterogen, terdiri atas dua fase,
yaitu partikel keci yang terdispersi dan medium atau pelarutnya. Pada umumnya
partiel koloid mempunyai ukuran antara 1 milimikaro-100 milimikro, namun batas
ini tidak selalu tetap, mungkin lebih besar. Bobot molekul beberapa protein
telah ditentukan berdasarkan kecepatan pengendapan dengan menggunakan
ultrasentrifuga yang mempunyai kecepatan putar kira-kira 60.000 putaran per
menit.
Tabel 1 Bobot Molekul Beberapa Protein
Protein
|
Bobot
Molekul
|
Sitikrom
c
|
11.600
|
Ribonuklease
|
13.500
|
Tripsin
|
24.000
|
Laktoglobulin
|
35.000
|
Hemoglobin
|
64.500
|
Heksokinase
|
96.000
|
Laktat
dehidrogenase
|
150.000
|
Urease
|
483.000
|
Myosin
|
620.000
|
Imonoglobulin
|
960.000
|
Lipoprotein
|
3-2 0 juta
|
·
Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam
larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapat putih yang dapat berubah
menjadi kuning apabila dipanaskan.Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti
benzene yang terdapat pada molekul protein . jadi reaksi ini positif untuk
protein yang mengandung tirosin. Fenilanin dan tripotan. Kulit kia bila kena
asam nitrat berarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.
·
Reaksi Hopkins-cole
Tripoptan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehid dengan bantuan
asam kuat dan membentuk senyawa yang berawarna .Larutan protein yang mengadung
tripoptan dapat di reaksikan dengan pereaksi Hopkins-cole yang mengadung asam
glioksilat.
·
Reaksi Millon
Reaksi millon adalah larutan dan merkuro dan merkuro nitrat dalam
asam nitrat. Apabila preaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan
menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan.
·
Reaksi Nitroprusida
Natriumnitroprosida dalam larutan amoniak akan menghasilkan
warna merah dengan protein yang mempunyai gugus-SH bebas. Jadi protei yang
mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus –s-s- pada sistin
apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil positif.
·
Reaksi Sakaguchi
Reaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada
dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidine. Jadi
arginin atau protein yang mengandung arginin dapat mnghasilkan warna merah.
·
Pemurnian protein
Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah menentukan bahan alam
yang akan diproses. Penentuan ini didasarkan pada kadar protein yang terkandung
didalamnya. Langkah berikutnya ialah mengeluarkan protein dari bahan alam
tersebut.
Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan,
beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk
proten dari CO2, H2O, dan senyawa Nitrogen. Hewan yang memakan tumbuhan
mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan untuk
pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energy
apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak.
Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat pada protein ialah
sebagai berikut: karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, Belerang
0-3%, dan Fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat
dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.
Tabel 2 Kandungan Protein dalam suatu makanan
Nama
Bahan Makanan
|
Kadar
Protein (%)
|
Daging
Ayam
|
18,2
|
Daging
Sapi
|
18,8
|
Telur
Ayam
|
12,8
|
Susu
Sapi Segar
|
3,2
|
Keju
|
22,8
|
Bandeng
|
20,0
|
Udang
Segar
|
21,0
|
Kerang
|
8,0
|
Beras
Tumbuk Merah
|
7,9
|
Beras
Giling
|
6,8
|
Kacang
Ijo
|
22,2
|
Kedelai
Basah
|
30,2
|
Tepung Terigu
|
8,9
|
Jagung
Kuning (Butir)
|
7,9
|
Pisang
Ambon
|
1,2
|
Durian
|
2,5
|
g. Fungsi dan guna protein untuk tubuh Protein
Disini dapat kita lihat fungsi protein,
antara lain sebagai berikut :
a. Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan.
b. Untuk pembentukan ikatan-ikatan esensial
tubuh.
c. Untuk mengatur keseimbangan air dalam
tubuh.
d. Untuk memelihara netralitas tubuh.
e. Untuk pembentukan antibodi.
f. Untuk mengangkat zat-zat gizi.
g. Sebagai sumber energi.
Oleh
karena itu, protein sangat berperan penting dalam tubuh manusia, karena bila
manusia tidak cukup protein, maka mereka akan dapat menderita kurang gizi.
Guna protein bagi tubuh manusia :
Protein sangat berperan
penting untuk pertumbuhan manusia.penting yang terdapat dalam semua makhluk
hidup. Jadi tanpa adanya protein tidaklah dapat dibentuk sel makhluk hidup.
Secara garis besarnya guna protein bagi manusia adalah sebagai berikut :
a. Untuk membangun sel jaringan tubuh seorang bayi yang lahir dengan
berat badan 3 kg.
b. Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau rusak.
c. Untuk membuat air susu, enzim dan hormon air susu yang diberikan ibu
kepadabayinya dibuat dari makanan ibu itu sendiri.
d. Membuat protein darah, untuk mempertahankan tekanan osmose darah.
e. Untuk menjaga keseimbangan asam basadari cairan tubuh.
f.
Sebagai pemberi kalori.
a. Akibat kekurangan protein.
Kekurangan protein banyak terdapat pada
masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat
menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun (balita). Kekurangan
protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang
menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.
1.
Kwasiorkor.
Istilah kwashiorkor pertamakali
diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan
keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana kwashiorkor artinya
penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang ditunggu
kelahirannya.
Kwashiorkor leibh banyak terdapat pada
usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih,
sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein.
Kwashiorkor dapat terjadipada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejalanya :
Gejalanya :
–
pertumbuhan terhambat.
–
Otot-otot berkurang dan lemah.
–
Muka bulat seperti bulan
(moonface)
–
Gangguan psikimotor.
Ciri
khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan.
Kehadiran kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum. Pada kwashiorkor
gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan
dapat tertutup oleh adanya udema, sehingga penurunan berat badan relatif tidak
terlalu jauh, tetapi bila pengobatan odema menghilang, maka berat badan yang
rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai
dibawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.
Ciri-ciri :
–
Rambut halus, jarang, dan
pirang kemerahan kusam.
–
Kulit tampak kering (Xerosis)
dan memberi kesan kasar dengan garis-garis permukaan yang jelas.
–
Didaerah tungkai dan sikut
serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan hyperpigmentasi dan kulit dapat
mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna
putih mengkilap.
–
Perut anak membuncit karena
pembesaran hati.
–
Pada pemeriksaan mikroskopik
terdapat perlemkan sel-sel hati
.
2. Marasmus.
Marasmus berasal dari kata Yunani yang
berarti wasting merusak. Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12
bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi
karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak
higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh dalam waku yang
panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat
banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang
berkembang dan lebih banyak dari kwashiorkor.
Gejalanya :
–
Pertumbuhan terhambat.
–
Lemak dibawah kulit berkurang.
–
Otot-otot berkurang dan
melemah.
–
Erat badan lebih banyak
terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan
lingkar dada.
–
Muka seperti orang tua
(oldman’s face).
Pada penderita marasmus biasanya tidak ada
pembesaran hati (hepatomegalia) dan kadar lemak serta kholesterol didalam darah
menurun. Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat, dan anak tergeletak
in-aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.
b. Akibat Kelebihan Protein.
Protein secara berlebihan tidak
menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak
sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan
untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan
masalah lain, terutama pada bayi.
Kelebihan asam amino memberatkan ginjal
dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi AKG) untuk protein.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi AKG) untuk protein.
Untuk menanggulangi
kekurangan / kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan
sebagai berikut :
·
pemantauan status gizi (PSG)
masyarakat.
·
Pemberian makanan tambahan
(PMT).
·
Pemantauan garam beryodium.
·
Pemberian kapsul vit. A
·
Pemberian tablet Fe.
·
Pengumpulan data KADARGIZI
PENUTUP
Kesimpulan
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam
amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada
atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam
amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan
menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau
lebih asam amino.
Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika
lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Sintesis
peptida dilakukan dengan menggabungkan gugus karboksil salah satu
asam amino dengan gugus amina dari asam amino yang lain .
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara
limaribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam
aminoyang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Penggolongan protein
berdasarkan bentuknya yaitu protein
globular, protein serabut (fibrous). struktur protein
terdiri ; protein primer, Protein sekunder, protein
tersier, dan protein kuartener.
Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai
proteintransport, Sebagai pengatur pergerakan, Sebagai penunjang
mekanis,Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi, Sebagai media perambatan
impulssaraf, Sebagai pengendalian pertumbuhan.
Kekurangan protein menyebabkan ; Kerontokan rambut (Rambut terdiri
dari97-100% dari Protein -Keratin), Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan pertumbuhan,
hati lemak, marasmus dan berkibat kematian. kelebihan protein menyebabkan ; akan memberatkan ginjal dan hati yang harusmemetabolisme
dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akanmenimbulkan
asidosis, obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,kenaikan ureum
darah, dan demam.
Saran
a.
Diharapkan kepada seluruh
masyarakat untuk dapat memenuhi asupan protein, agar dapat tumbuh dengn sehat.
b.
Agar seluruh ibu-ibu
memperhatikan gizi anak, terutama asupan proteinnya, agar tidak ada lagi
penderita gizi buruk.
c.
Kepada tenaga kesehatan untuk
dapat mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang
protein.
d.
Diharapkan masyarakat atau pun
pembaca mau ikut serta menggalakkan program tentang pemberantasan gizi buruk,
e.
Sebaiknya dalam mengkonsumsi
makanan tidak hanya yang mengandung protein saja tapi juga unsur yang lain
harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi
tubuh.
Poedjiadi,anna,F.M.Titin
Supriyanti.2009.dasar-dasar biokimia.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia (UI
Press)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar